TRAGEDI....... SANG PEMBELA ISLAM
Sungguh sangat disesalkan, ternyata orang-orang yang berselisih tentang kebenaran dalam Kitab Al Quran itu benar-benar dalam penyimpangan yang jauh.
Seperti laskar-laskar yang mengatasnamakan Sang Pembela Islam, sesungguhnya adalah sumber segala kerusuhan dan kerusakan. Mereka memperselisihkan tentang kebenaran yang mereka ketahui, tetapi mereka tidak mengerti,”Apa makna kebenaran yang sesungguhnya dalam Kaidah Ilmu Agama Islam?”
Mereka mengira bahwa kebenaran ada di pihaknya atau kelompoknya, sehingga mereka dengan tega menghujat kelompok lain, menganiaya kelompok lain, bahkan mengusir kelompok lain, karena tidak sejalan dengan kebenaran yang mereka sangka.
Padahal, sesungguhnya kebenaran dalam Kaidah Ilmu Agama Islam, justru kelompok lain itulah yang harus dihormati dan dihargai dengan segala perbedaannya, apapun keyakinannya atau agamanya. Apalagi Agama Islam dengan Agama Islam yang saat ini sudah berkembang tercerai berai. Hanya mereka jangan saling mengganggu kedaulatan publik serta mempropokasi kearah yang bertentangan dengan Landasan Idiil Negara dan Landasan Konstitusional Negara Indonesia.
Sesungguhnya yang mengatasnamakan Sang Pembela Islam itu terlalu memaksakan kehendak pribadinya atau kelompoknya bahwa kelompok lain haruslah sejalan dengan jalan yang mereka anggap benar, yaitu kebenaran dari sangkaan mereka yang tersandung dan tersesat dalam kebenaran iblis Q.S.34:20.
Dengan mengatasnamakan Agama Islam yang dijadikan sandaran kaum teroris, seperti pemboman-pemboman, itu bukanlah jihad fisabilillah menurut Kaidah Ilmu Agama Islam, tetapi idajila’natullah, yaitu Sang Perusak dalam Kebodohan.
Saudara Amrozi, Imam Samudera dan kawan-kawan, bila dipandang secara lahiriah, memperlihatkan kebenaran menurut kelompok mereka. Padahal mereka sesungguhnya tersandung kepada kebenaran iblis yang dinyatakan dalam Q.S.34:20.
Sang Pembela Islam sangat gemar berselisih, memusuhi, dan merusak segala fasilitas yang dianggapnya tidak sesuai dengan kebenaran iblisnya. Padahal kebaikan dan keburukan yang ada di langit dan di bumi ini, seluruhnya adalah kepunyaan Allah, Q.S.2:255.
Di dalam hal ini pengagung agama negeri ini sungguh tidak dapat berbuat banyak dalam melerai perselisihan dalam konflik antar-agama islam,apalagi mempersatukan persepsi terhadap Agama Islam. Yang sebenarnya sangatlah sederhana, hanya dengan satu sumber Al Quran dan Hadist.
“Keputusan apa yang harus dibuat oleh pengagung agama negeri ini?” Agar seluruh Agama Islam bersatu dalam persaksian Ilmu Agama Islam yang sudah diturunkan kepada Junjunan kita Nabi Besar Muhammad s.a.w.
Hanya dengan Ilmu Allah dalam Ilmu Agama Islam, pasti, akan menjadi petunjuk dalam menerangi kebutaan pada jalan lurus, yaitu Al Quranulhakim.
Dalam seratus tahun Hari Kebangkitan Nasional, pengagung agama negeri ini dalam mengemban tugasnya, bagaikan gembala yang kehilangan semua domba-domba peliharaannya, saling beradu, belarian ke dalam rimba belantara, sehingga hukum rimba dari kebenaran iblis yang mereka yakini dengan keyakinan yang dogmatis serta tidak realistis.
Q.S.2:176= Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh.
Cimahi, Awal Juni 2008
Rabu, 09 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
ada benarnya juga ci...
apa yang kamu posting ini,
tapi saya ga mau ikutan ach..
saya ga terlalu ngerti masalah ini...
👍
Posting Komentar