Tengoklah... Landasan Idiil Negara...
Landasan Idiil Negara dan Landasan Konstitusional Negara yang berlaku dalam Sistem Administrasi Negara Indonesia, tentu sudah baku dan sudah sangat tepat dalam tatanan kehidupan dalam mensejahterakan seluruh rakyat di negeri ini. Hanya implementasi kebijakan publik yang mesti menjadi tradisi serta budaya dalam perilaku administrasi dan etika administrasi.
Agama apapun yang publik anut di negeri ini, serta yang sesuai dengan sila pertama dalam Landasan Idiil Negara, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Apakah ketuhanan tersebut yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelum rasul terakhir Rasulullah Muhammad s.a.w. atau ketuhanan tersebut yang diturunkan kepada Dewa Brahma, Dewa Wisnu, Dewa Shiwa, serta Sidharta Ghautama, atau ketuhanan yang diturunkan oleh tradisi dan budaya nenek moyang mereka yang sudah berkolaborasi dengan Agama Islam. Mereka semua mempunyai hak yang sama sesuai dengan Landasan Idiil Negara, dan mereka tidak saling menghujat antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Bahkan mereka bersatu dalam perbedaan-perbedaan di bawah naungan Bhineka Tunggal Ika.
Sangatlah ironis! Mereka yang mengaku dalam jalan yang benar dan menamakan kelompoknya Laskar Pembela Islam, selalu menghujat dan membuat kerusuhan serta penganiayaan. Itulah keangkuhan manusia yang sangat pintar, tetapi tidak sedikit pun benar.
Kelompok-kelompok Laskar Pembela Islam terlalu memaksakan kehendak. Mereka merasa tidak ideal dengan adanya perbedaan kelompok lain yang tidak sesuai dengan nafsu kebenaran kelompoknya.
Kelompok-kelompok Laskar Pembela Islam tidak semestinya mengatur dalam menuntut pemerintah agar membubarkan kelompok lain yang sama-sama ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, karena pemerintah berpegang teguh pada Landasan Idiil Negara dalam membuat Keputusan Presiden, yang menyatakan bahwa seluruh agama yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa di negeri Indonesia tercinta ini segera bersatu dalam tali silaturahmi dengan segala perbedaan-perbedaan sesama saudara sebangsa dan setanah air yang saling mencintai, menghargai, dan saling menjunjung tinggi secara islami.
Cimahi, Akhir Mei 2008
Rabu, 09 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar